Kamis, 05 September 2013
Rabu, 29 April 2009
Hari sok sibuk
Hari kedua,di kampung ortuku alias tanah tumpah darahku,dimana aku kecil hingga menikah tinggal disana yaitu SRATEN yang tempo hari salah seorang warganya mendapat kesempatan turut acara TUKAR NASIB SCTV,pada waktu itu ada pengajian akbar,peringatan Maulid Nabi Muhammad SWT,yang tentu rada berbau kampanye juga menjelang PEMILU legeslatif,aku merasa harus buka stand di sana(istilah kerennya),tapi karena keterbatasan waktu dan tenaga,akhirnya aku ambil inisiatif nitipin daganganku ke salah seorang tetangga yang punya warung dan dekat dengan tempat acara.Promosi gitu ceritanya. Dan aku tetap buka di Ramayana.Kan orang sana belum pada tau.Hasilnya ? Nggak ada limapuluh persen yang terjual. Apa boleh buat.
Sementara di Ramayana,pembeli pertama adalah seorang laki-laki 30 an,rapi,bersih,cukup necis, tapi ternyata,maaf, sepertinya agak kurang 100%.Tapi siapapun dia,aku berterimakasih mau dia mau mencoba daganganku,hasil kerja kerasku.
Sementara di Ramayana,pembeli pertama adalah seorang laki-laki 30 an,rapi,bersih,cukup necis, tapi ternyata,maaf, sepertinya agak kurang 100%.Tapi siapapun dia,aku berterimakasih mau dia mau mencoba daganganku,hasil kerja kerasku.
Sabtu, 25 April 2009
Hari Pertama
Hari pertama itu berlalu dengan sepi. Sampai waktunya tutup hanya 10 pcs yang terjual. Tapi aku tidak merasa berkecil hati,namanya juga baru buka.Hiburku sendiri.
Selasa, 21 April 2009
PD
Dengan penuh keyakinan akupun membuka kios,counter,outlet,atau apalah namanya pada tanggal 14 Maret 2009. Hari pertama aku membuat 50 potong cake dan 40 potong donut yang cukup variatif. baik model maupun topping. Bukan lantaran aku yakin akan langsung laris manis. Pikirku,setidaknya nanti akan ada teman, atau family yang mampir,dan akan kujadikan icip.Tapi ternyata,tak satupun dari mereka yang nongol.
Sabtu, 11 April 2009
Tak Mudah
Setelah mencari-cari tempat sewa yang terjangkau dengan sistem yang kupikir bisa aku ikuti pilihanku jatuh ke Mall Tamansari. Selain sewa bisa dibayar bulanan letaknya juga tidak jauh dari rumah. hanya 2 menit kalau naik motor dan tak sampai 10 menit kalau jalan kaki.
Bisa dibilang persiapanku agak terburu-buru.Tapi aku pkir kalau tidak cepat bisa-bisa kesempatan itu hilang. Baik tempat maupun produk. Makanya walau dengan etalase biasa(bukan etalase untuk makanan) aku mulai juga usaha itu. Di belakang etalaseku aku pasang spanduk mmt yang cukup besar. Yang aku pikir cukup menarik perhatian orang untuk membacanya. Apalagi warnanyapun aku buat senada dengan cat dinding di dekatnya,yaitu ungu. Untuk tempat daganganku aku pakai tray plastik putih dengan hiasan renda ungu. Maksudku biar mecing gitu karena aku kesulitan mendapatkan piring warna ungu. Waktu itu dalam bayanganku sudah cukup sempurna. Aku juga bikin nota dengan tinta warna ungu. Bukan itu saja,untuk label dalam dus aku bikin stempel yang tertera nama counter,produk dan telpon.Sudah pasti ada unsur ungunya juga.
Bisa dibilang persiapanku agak terburu-buru.Tapi aku pkir kalau tidak cepat bisa-bisa kesempatan itu hilang. Baik tempat maupun produk. Makanya walau dengan etalase biasa(bukan etalase untuk makanan) aku mulai juga usaha itu. Di belakang etalaseku aku pasang spanduk mmt yang cukup besar. Yang aku pikir cukup menarik perhatian orang untuk membacanya. Apalagi warnanyapun aku buat senada dengan cat dinding di dekatnya,yaitu ungu. Untuk tempat daganganku aku pakai tray plastik putih dengan hiasan renda ungu. Maksudku biar mecing gitu karena aku kesulitan mendapatkan piring warna ungu. Waktu itu dalam bayanganku sudah cukup sempurna. Aku juga bikin nota dengan tinta warna ungu. Bukan itu saja,untuk label dalam dus aku bikin stempel yang tertera nama counter,produk dan telpon.Sudah pasti ada unsur ungunya juga.
Nekad
Aku memulai usaha ini tanpa background pendidikan maupun pengalaman yang cukup. Tapi semata-mata karena hobyku mempraktekkan resep masakan yang gampang dan murah saja.Bahkan donut bukanlah kue yang sering aku bikin.
Minggu, 29 Maret 2009
Kenapa Donut?
Dalam pemikiran saya,donut adalah makanan modern yang dikenal semua lapisan masyarakat.Dari yang kelas cafe,sampai kelas pedagang sayur semua mengenal donat. Pula,saya pikir mudah mengolahnya.Meskipun selama ini saya kurang suka untuk membuatnya,sekalipun untuk camilan di rumah. Karena alasan "mengulinya"saja. Tapi kalau untuk usaha,kenapa tidak?
Kenapa ubi/tela?
Kenapa saya memilih ubi /tela sebagai pilihan bahan pokok yang akan saya tingkatkan harga jualnya?Dari sebuah panduan usaha kecil pemula, disitu disebutkan hendaknya kalau ingin membuat sebuah produk,sebaiknya pilih yang bahan dasarnya murah dan gampang dicari.Dan ubi di wilayah Salatiga cukup melimpah.Disekitar Salatiga seperti Bandungan,Ambarawa juga gampang mendapatkannya. Pula ubi tidak terlalu gampang rusak seperti halnya singkong.
Sementara bahan campurannya juga mudah didapat di toko bahan kue.
Sementara bahan campurannya juga mudah didapat di toko bahan kue.
Langganan:
Postingan (Atom)