Hari pertama itu berlalu dengan sepi. Sampai waktunya tutup hanya 10 pcs yang terjual. Tapi aku tidak merasa berkecil hati,namanya juga baru buka.Hiburku sendiri.
Cake ini merupakan hasil olahan ubi yang sekilas nampak sepert cake biasa(terigu) pada umumnya. Namun apabila dirasakan,dengan seksama tentu beda karena bahan dasarnya merupakan campuran dari ubi. sama seperti donut,cake ini juga sehat karena tanpa penambahan bahan-bahan yang tidak aman. Sejak awal saya memang berkomitmen hanya akan membuat dan menjual kue yang mutunya dapat dipertanggungkan secara moral.Barangkali ada yang sangsi ya. Hari gini jualan bahan asli dengen harga murah? Tapi saya percaya,rizki datangnya dari atas. Dan kalau saya memilih jualan yang benar,masak iya kalah sama yang tidak benar?
Donutela
Merupakan hasil olahan ubi/tela,makanan kampung yang bercitarasa dan berpenampilan modern. Yang pasti syarat antioksidan sebagaimana yang terkandung dalam ubi/tela. Pengolahannyapun menggunakan cara yang higienis dan bahan-bahan yang aman. Tanpa pengawet dan pemanis buatan. Alasan yang mendasar kenapa saya tidak mau main-main dengan bahan yang tidak aman,karena penikmat atau pencicip pertama kue buatan saya adalah anak saya sendiri yang masih balita. Jadi tak mungkin saya mempertaruhkan anak saya demi untung yang lebih.
Donutela
Donut dari ubi/tela yang banyak mengandung anti oksidan
Saya adalah ibu rumah tangga yang sudah hampir empat tahun "bertapa" di rumah. Tepatnya sejak melahirkan anak saya yang pertama pada Juli 2005. Dari awal menikah saya memang sudah berkomitmen untuk berhenti bekerja dulu saat melahirkan. Karena saya ingin merawat anak saya pada usia emasnya. Dan karena saya pikir anak saya sudah cukup umur untuk saya tinggal "bersibuk" ,ya sudah,bismillah saya ingin mulai ber"daya" atau ber"usaha" tanpa meninggalkan anak saya seharian.
Pemikiran untuk mulai usaha pada dasarnya sudah lama muncul. Namun kami(aku dan suamiku) masih belum tau,apa jenisnya. Maklum disamping modal minim,kamipun tak punya pengalaman sama sekali soal bisnis.Banyak input dari orang terdekat,namun jika kami tak yakin akan sanggup,kami tak mau memulainya. Terutama dari pihakku.Karena suami masih kerja, otomatis usaha tersebut haruslah yang sekiranya aku kuasai sendiri.
Disamping suami,akupun sempat punya beberapa gagasan bisnis. Namun semua terbentur pada soal modal dan modal. maklum kami tak berani memulai usaha dengan berhutang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar